“Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, memimpin rapat koordinasi percepatan penanggulangan Kemiskinan yang berlangsung di Pendopo Sedulur Sikep, Blora. Dalam sambutannya, beliau memberikan arahan kepada Bupati Blora dan Rembang untuk memantau dan melaporkan penanganan kemiskinan ekstrim dan stunting secara mingguan.”
Pada rapat koordinasi percepatan penanggulangan Kemiskinan di Blora dan Rembang, Gubernur Jawa Tengah, H. Ganjar Pranowo, memimpin dan memberikan pesan kepada Bupati Blora dan Rembang tentang pentingnya penanganan kemiskinan ekstrim dan stunting. Ia meminta agar Bupati Blora dan Rembang mengawal, memonitor, dan melaporkan secara mingguan hasil penanganan kemiskinan dan stunting kepada Gubernur.

Gubernur juga menekankan bahwa intervensi kemiskinan ekstrim membutuhkan partisipasi aktif dari berbagai pihak. Ia meminta SKPD untuk mengerjakan peran sesuai tupoksi dan program dengan cara bekerja secara kolaboratif. Sementara itu, Camat diminta untuk mengkoordinasikan mekanisme intervensi yang tepat sasaran dan termonitor di desa-desa di wilayahnya.
Rapat yang berlangsung di Pendopo Sedulur Sikep, Sambongrejo, Kecamatan Sambong, Blora, itu dihadiri oleh Bupati Blora dan Rembang, serta jajaran Kepala OPD, Camat, dan perwakilan kepala desa dari dua kabupaten tersebut. Ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah sangat peduli dan serius dalam mempercepat penanggulangan kemiskinan ekstrim dan stunting di wilayah mereka.
Kepala Desa dipersilakan untuk memanfaatkan sebaik-baiknya dana desa dan sumber daya lain yang tersedia, bekerja sama demi mencapai sasaran dan target. Hal ini penting agar warga yang paling membutuhkan, seperti yang sakit, lanjut usia, hidup sendiri, dan belum menerima bantuan, dapat memperoleh prioritas.
“Gubernur Ganjar, pemimpin Jawa Tengah selama dua periode, menyampaikan perintah dari Pak Presiden untuk menyelesaikan percepatan penanggulangan kemiskinan ekstrem tahun 2024. Kades merupakan orang yang paling mengetahui data tentang hal ini.”
Rapat tersebut menekankan pentingnya data dalam memastikan intervensi kemiskinan dan stunting yang tepat. Data yang dibutuhkan harus berasal dari warga masyarakat agar intervensi tidak salah sasar.
Ganjar memuji langkah yang telah diambil oleh Blora dan Rembang dalam mengatasi masalah kemiskinan dan stunting, salah satunya melalui konsep bapak asuh yang mempromosikan gotong royong untuk menurunkan stunting.
“Inovatif, kades di Rembang dan Blora menjadi bapak asuh bagi banyak keluarga, membuktikan gotong royong masih hidup dan diterapkan dengan baik,” ucap Gubernur Ganjar.
“Marilah kita sampaikan hal ini kepada warga, kepada kades, camat, agar mereka bisa memberikan data yang akurat. Dengan begitu, masalah-masalah yang ada di desa baik untuk individu maupun komunitas bisa diselesaikan bersama dengan baik,” tambahnya.
“Sukses di depan mata, Bupati Blora bersyukur menyaksikan penurunan kemiskinan hingga 0,3 persen. Dari 12,39 menjadi 11,53 persen, tahun 2022 lebih baik dari sebelumnya. Bupati berkomitmen untuk menurunkan angka kemiskinan hingga 10 persen sesuai dengan RPJMD yang diterima. Terima kasih atas dukungan dan sinergi dari Pemprov dan Pemkab Blora, bantuan keuangan pun sangat membantu,” tutur Bupati Arief.
“Pemkab Blora Bertekad untuk Memerangi Stunting” Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati, ST, MM, selaku ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Kabupaten Blora, mengumumkan komitmen pemerintah setempat dalam menangani masalah stunting. TPPS sudah dibentuk dan memiliki data lengkap mengenai balita yang terkena stunting.
“Kita sudah memiliki data yang komplit mengenai balita dan anak usia 5 tahun yang mengalami stunting,” ujarnya. Berbagai intervensi juga dilakukan untuk memerangi stunting, termasuk memperkuat peran kepala desa sebagai “bapak asuh”.
Gubernur Jawa Tengah pun memberikan bantuan-bantuan seperti pembangunan unit biogas, listrik murah, peningkatan RTLH, bantuan Modal Usaha, dan lainnya untuk percepatan penanggulangan kemiskinan.